Huruf dasar (aksara nglegena)
Pada aksara Jawa hanacaraka baku terdapat 20 huruf dasar (aksara nglegena), yang biasa diurutkan menjadi suatu "cerita pendek":Aksara nglegena | |||||||||
Ha | Na | Ca | Ra | Ka | Da | Ta | Sa | La | |
Pa | Dha | Ja | Ya | Nya | Ma | Ga | Ba | Tha | Nga |
Huruf pasangan (Aksara pasangan)
Pasangan dipakai untuk menekan vokal konsonan di depannya. Sebagai contoh, untuk menuliskan mangan sega (makan nasi) akan diperlukan pasangan untuk "se" agar "n" pada mangan tidak bersuara. Tanpa pasangan "s" tulisan akan terbaca manganasega (makanlah nasi).Tatacara penulisan Jawa Hanacaraka tidak mengenal spasi, sehingga penggunaan pasangan dapat memperjelas kluster kata.
Berikut ini adalah daftar pasangan:
Aksara pasangan | |||||||||
- Aksara pasangan ditulis di bawah aksara konsonan akhir suku kata sebelumnya, kecuali aksara pasangan ha, sa, dan pa yang ditulis di belakang aksara konsonan akhir suku kata di depannya.
- Aksara ha, ca, ra, wa, dha, ya, tha, dan nga tidak dapat diberi aksara pasangan atau tidak dapat menjadi aksara sigegan (aksara konsonan penutup suku kata). Dalam hal ini aksara sigegan ha diganti wignyan, aksara sigegan ra diganti layar, dan aksara sigegan nga diganti cecak, dan hampir tidak ada suku kata yang berakhir sigegan ca, wa, dha, ya, dan tha.
- Aksara nya hanya dapat menjadi akasara sigegan untuk bunyi nasal ñ, yaitu kata yang suku pertamanya berakhiran huruf 'n' dan kata keduanya berawalan huruf 'c' atau 'j'. Misal: kanca, panca, blanja, kanji, dll.
- Aksara pasangan ka, na, dan la, memiliki variasi aksara pasangan kedua, yaitu ketika diberi 'suku' (atau aksara pasangan ka diberi cakra, keret, atau pengkal), bentuk aksara pasangan itu diubah terlebih dahulu menjadi aksara utuh seperti aksara pokok masing-masing, kemudian baru diberi suku/cakra/keret/pengkal yang dirangkaikan di bawah bagian akhir aksara pasangan itu seperti pada aksara nglegananya.
Sumber : wikipedia.org
Tidak ada komentar :
Posting Komentar